RSS Feed

Color Mood

Posted by Catatan Upi Label:


Berbagai warna dalam foto atau gambar pastinya menarik perhatian bagi yang melihatnya. Ternyata, ada makan dibalik warna yang dapat memunculkan mood atau suasana hati yang berbeda-beda.
Ø  Warna Putih
Jika semua warna berkumpul dan melakukan gerkan yang cukup cepat, maka kita akan melihat perpaduan warna tersebut menjadi warna putih.
Warna ini menandakan kesucian, kemurnian, kesederhaan, dan kebersihan. Warna ini akan membuat hati kita menjadi tenang dan damai.

Ø  Warna Hitam
Warna ini terkesan angker, misterius, bahkan bisa juga elegan. Biasanya menandakan sesuatu kejahatan. 


Ø  Warna Biru.
Warna yang identik dengan langit ini memberikan suasana yang dingin, sejuk, sepi, dan tenang. Biasanya warna ini banyak ditemukan di foto-foto yang berbau pemandangan.

Ø  Warna Hijau.
Ini merupakan warna kesukaan Nabi Muhammad SAW dan yang paling banyak diminati oleh banyak orang karena membuat suasana menjadi tenang, sejuk, damai, dan menandakan kesuburan. Warna hijau pun, banyak digunakan untuk berbagai terapi di dunia kedokteran, misalnya dalam penyembuhan kelainan mata seperti miopi.

Ø  Warna Merah.
Warna ini memberikan mood dinamis dan energik. Dapat menggambarkan suasana keberanian, kekuatan, panas, dan emosional.


Ø  Warna Cerah seperti kuning, orange.
Warna ini menandakan suasana hati yang senang, ceria, atraktif, dan dinamis.



Jenis-Jenis Lensa

Posted by Catatan Upi Label:


Berbicara mengenai fotografi, maka kita pun berbicara mengenai lensa. Karena, dengan adanya lensa, suatu cahaya dapat difokuskan sehingga mampu menangkap gambar ke media penangkap atau film. Ada berbagai jenis lensa kamera DSLR yang biasa digunakan oleh para fotografer, yaitu:
a.       Lensa Normal (Standar).
Lensa ini memiliki panjang fokus yang sama dengan pandangan mata manusia, yaitu 50mm. Lensa ini merupakan lensa yang lazim dan umum dipakai dengan ukuran lubang sekitar f/1.2-f/1.8. Lensa ini cocok untuk memotret portrait.



b.      Lensa Sudut Lebar (Wide Angel).
Lensa berjangkauan lebar ini cocok untuk memotret pemandangan, landscape, dan arsitektur. Teknik untuk menggunakan lensa ini harus diperhatikan karena semakin kita dekat dengan objek, objek itu akan menjadi lebih terdistorsi.

 
c.       Lensa Makro.
Lensa ini biasanya digunakan untuk membuat foto makro atau hal-hal yang detail dari sebuah objek. Panjang fokusnnya ada yang 50mm dan 200mm.


d.      Lensa Potret Jarak Jauh (Lensa Tele).
Lensa yang panjang ini cocok digunakan untuk memotret kehidupan liar dan dunia fotografi, terutama ketika para pemain bola yang sedang menggiring bola. Ada beberapa ukuran lensa tele, di antaranya: 85mm, 100mm, 135mm, 200mm, 300mm.


e.      Lensa Sudut Super Lebar (Super Wide Angel).
Nama lain dari lensa ini adalah lensa fisheye atau lensa mata ikan. Lensa ini memiliki sudut pandang sebesar 180° horisontal dengan jangkauan yang sangat luas dan terkadang menimbulkan distorsi. Lensa ini cocok digunakan untuk memotret film skateboarding.



f.        Tilt Shift Lens.
Lensa ini lazim digunakan di arsitektur fotografi yang memiliki banyak fitur, seperti untuk menghindari terjadinya distorsi, memperbaiki distorsi, mengontrol fokus dan kedalaman lapangan.




 Sumber:



0907168

Jenis-Jenis Kamera

Posted by Catatan Upi Label:


Karena fotografi terus mengalami perkembangan, maka jenis kameranya pun semakin bervariasi. Ada berbagai jenis kamera yang kita ketahui secara umum, yatitu:
1.       Kamera Saku atau Digital Pocket Camera
Kamera jenis ini merupakan kamera yang paling sederhana. Biasanya para awam fotografer menggunakan kamera ini karena penggunannya yang lebih mudah dibandingkan dengan jenis kamera lainnya. Kamera ini berukuran kecil sehingga gampang di bawa ke mana-mana. Harganya pun lebih murah dari pada jenis kamera lainnya, tapi aplikasi yang ada belum terlalu lengkap.


2.       Kamera SLR atau kamera semi professional
Kamera SLR adalah jeni kamera fotografi profesional yang masih menggunakan film atau klise sebagai media penangkap gambar manual. Dengan menggunakan lensa fixed atau lensa zoom, kamera SLR dapat menangkap gambar dengan resolusi sangat tinggi dan detail. Jika Anda ingin mendapatkan gambar yang bagus dengan harga yang murah, yaitu sekitar 5-6 juta, maka kamera ini adalah pilihannya karena fungsi kamera ini hampir sama dengan kamera DSLR, bedanya lensa kamera ini tidak bisa diganti (interchangeble).

3.       Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex)
Kamera DSLR merupakan kamera yang canggih dan profesional. Kamera ini dapat menghasilkan kualitas gambar dengan resolusi yang sangat tinggi dan foto yang sesuai kebutuhan kita. Biasanya, kamera ini digunakan oleh para fotografer handal yang memang benar-benar memahami seluk-beluk dunia fotografi. Karena ada banyak sekali fungsi dan aplikasi yang harus kita pahami, jadi ga asal jeprat-jepret aja. Harga yang ditawarkannya pun cukup tinggi.


4.       Kamera Medium Format.
Kamera ini digunakan untuk mencetak foto yang ukurannya mencapai billboard, papan iklan, atau poster. Dalam kamera ini, medium penyimpanannya ada yang masih menggunakan kaca, ada juga yang menggunakan sensor digital. Bahkan ada yang menggunakan film juga. Semua tergantung pada minat masing-masing fotografer.


5.       Kamera Large Format.
Kamera ini menghasilkan ukuran gambar jauh lebih jelas dan lebih besar dari pada kamera medium format. Biasanya digunakan oleh fotografer yang hendak membuat iklan dengan kualitas foto yang bagus.



Sumber:

 

0907168

Kepekaan Cahaya dan Exposure

Posted by Catatan Upi Label:


Foto atau gambar ada karena adanya cahaya. Dan cahaya ada karena adanya suhu atau energi. Jika suhu sumber cahaya semakin besar, maka cahaya yang dihasilkan pun semakin terang. Misalnya saja, cahaya matahari lebih terang dibandingkan dengan cahaya lampu neon karena suhu matahari jauh lebih besar dari pada suhu lampu neon.
Karena fotografi adalah proses menghasilkan gambar, maka fotografi sangat berkaitan erat dengan cahaya dan masalah dasar pada fotografi adalah eksposur atau pencahayaan atau perekaman gambar ke dalam media perekam. Eksposur terjadi karena 3 faktor yang saling mempengaruhi, yaitu: sensitivitas ISO, aperture, dan shutter speed.
Sensitivitas ISO adalah kepekaan media perekam terhadap cahaya. Semakin tinggi bilangan ISO-nya, semakin pekalah perekam tadi. Demikian juga sebaliknya. Sedangkan, ISO (International Standard Organitation) atau ASA itu sendiri adalah satuan untuk mengukur tingkat sensitifitas/kepekaan media terhadap cahaya.
ASA bersifat tetap atau tidak fleksibel untuk satu jenis media sehingga tidak dapat diubah sewaktu-waktu. Perubahan terhadap ASA hanya dapat dilakukan dengan mengubah media (film) yang digunakan sesuai dengan kapasitas atau kondisi cahaya di lingkungan sekitar objek yang akan kita ambil. Berbeda dengan ISO yang terdapat pada kamera DSRL, kita dapat mengatur sendiri ISO yang kita inginkan, jadi tidak perlu ribet mengganti film.
Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Definisi lain mengenai aperture adalah angka bukaan diafragma, dimana sekat ini dapat dibuka lebar atau sempit tergantung kuantitas cahaya yang masuk. Di kamera, aperture dilambangkan dengan f. Semakin besar nomer f nya semakin kecil bukaan lensanya, semakin kecil nomer f nya semakin besar bukaan lensanya.
Shutter speed dalam bahasa Indonesia adalah kecepatan rana. Shutter speed adalah kecepatan perekaman gambar. Shutter sendiri berarti kecepatan membuka tabulana. Tabulana adalah tirai dibalik cermin yang dapat membuka dan menutup. Jika kecepatan shutter cepat, maka cahaya yang masuk pun sedikit dan ini menandakan bahwa cahaya di luar terang. Begitu pula sebaliknya, jika kecepatan shutter lambat, maka cahaya yang masuk akan banyak dan ini menandakan bahwa cahaya di luar gelap.

Sepenggal Sejarah Fotografi

Posted by Catatan Upi Label:

Saat ini kata fotografi sudah sangat familiar di telinga kita, tapi apakah kita tau definisi atau akar kata fotografi itu, sejarah perkembangannya seperti apa? Maka dari itu, di sini saya akan membahas sedikit mengenai sejarah perkembangan fotografi.
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, fotografi atau dalam bahasa Inggrisnya adalah photography, berasal dari kata Yunani yaitu photos yang berarti cahaya dan graphos yang berarti melukis/menulis. Jadi, secara sederhana fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sedangkan istilah umumnya, fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Hal yang sangat dan wajib dibutuhkan dalam pembuatan foto adalah cahaya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, fotografipun mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Bermula pada abad ke-5 sebelum Masehi, yang dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Gejala ini merupakan gejala dari kamera obscura. Kemudian pada abad ke-10 Masehi, seorang ilmuwan Arab bernama Ibnu Al Haitam (Al Hazen) menemukan prinsip optik yang sama dengan Mo Ti.

Kamera Obscura

                Di awal abad ke-17, seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, jika serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Pada tahun 1712, seorang Professor anatomi berkebangsaan Jerman yang bernama Johan Heinrich Schulse melakukan percobaan, ia merekam serangkaian kata di atas pelat klorid perak yang disinari cahaya matahari, sayangnya ia gagal mempertahankan gambar secara permanen.
                Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman Perancis bernama Joseph Nicephore Niepce (1765-1833) melakukan eksperimen selama delapan jam, ia meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya di atas pelat logam yang dilapisi aspal dan akhirnya berhasil melahirkan sebuah gambar yang permanen. Ini merupakan jenis foto pertama di dunia dan diberi judul View from Window at Gras.
Gambar View from the Window at Le Gras

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis bernama Louis-Jacques Mande Daguerre (1787-1851) dan mengajaknya berkolaborasi untuk mengembangkan temuan yang disebut sebagai heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos berarti menulis.  Sayangnya, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia pada tahun 1833. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya yaitu sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
                Perkembangan selanjutnya dari kamera foto terjadi bersamaan dengan ditemukannya teknologi rollfilm. Pada tahun 1888, seorang pengusaha berkebangsaan Amerika Serikat bernama George Eastman, memperkenalkan kamera yang dijual dengan harga terjangkau dan bernama Kodak. Kamera Kodak yang pertama ini sudah terisi dengan sebuah rollfilm hitam putih yang mampu merekam 100 foto.
Prisma mulai digunakan pada tahun 1950 untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada saat ini pula Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972, kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
                Saat ini fotografi sudah sangat berkembang. Proses pengambilan gambar bisa dilakukan tanpa adanya cahaya matahari, kamera yang digunakan untuk mengambil gambar pun sudah sangat canggih, walaupun ukuran kameranya kecil tapi dapat menghasilkan gambar yang jernih, kecepatan dan intensitas cahaya pun sudah bisa di atur sesuai dengan kebutuhan kita.
Inilah secercah sejarah perkembangan fotografi. Semoga tulisan saya ini dapat memberikan informasi kepada para pembaca.
Kamera digital model pertama

Sumber: